BisnisEkonomiPendidikan

Menkeu Purbaya Paparkan Tips Kelola Keuangan bagi Anak Muda: Anti-Flexing, Disiplin Menabung, dan Investasi Cerdas

326
×

Menkeu Purbaya Paparkan Tips Kelola Keuangan bagi Anak Muda: Anti-Flexing, Disiplin Menabung, dan Investasi Cerdas

Share this article

BENERBARENG.ID – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, memaparkan sejumlah strategi pengelolaan keuangan pribadi yang dinilai relevan bagi generasi muda di era digital. Dalam wawancara eksklusif program The Chapter yang ditayangkan TirtoID, Purbaya menekankan pentingnya pola hidup hemat, disiplin menabung, dan pemahaman investasi agar anak muda tidak terjebak FOMO dan budaya konsumtif.
Dalam pemaparannya, Purbaya menjelaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia selama dua dekade terakhir mengalami ketidakseimbangan. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah cenderung berhati-hati dalam belanja negara sementara sektor swasta berperan besar dalam aktivitas ekonomi. Sebaliknya, pada era Joko Widodo, pemerintah lebih dominan dalam membiayai pertumbuhan sementara sektor swasta melemah. Pemerintahan saat ini, menurutnya, berupaya menyeimbangkan kedua “mesin ekonomi” agar pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dan kesempatan kerja lebih luas terbuka bagi generasi muda.
Berbicara mengenai keuangan pribadi, Purbaya menekankan bahwa hidup hemat bukan berarti pelit, melainkan kemampuan menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi finansial. Ia menyarankan pola pembagian pengeluaran ideal: 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk tabungan dan investasi, serta 20 persen untuk kebutuhan hiburan atau keinginan pribadi. Ia juga mengingatkan anak muda untuk tidak tergoda fleksing atau belanja barang mahal demi pencitraan di media sosial.
Purbaya menilai penggunaan produk kredit seperti paylater dan kartu kredit tidak masalah selama digunakan untuk kebutuhan produktif, seperti membeli perlengkapan kerja, dan dibayar lunas setiap bulan. Ia mengingatkan risiko cicilan konsumtif yang seringkali meningkatkan tekanan finansial tanpa memberi manfaat ekonomi nyata.
Bagi anak muda dengan pendapatan setara upah minimum, Purbaya menyebut target tabungan Rp100 juta bukan hal mustahil. Dengan menyisihkan sepertiga gaji setiap bulan dan berinvestasi secara bertahap—dimulai dari reksa dana pasar uang dan beralih ke saham unggulan setelah beberapa tahun—target tersebut dapat dicapai dalam kurun lima hingga tujuh tahun. Ia menekankan bahwa disiplin dan konsistensi menjadi faktor penentu.
Di sisi lain, Purbaya juga memberikan panduan pemilihan instrumen investasi berdasarkan profil risiko. Ia menilai diversifikasi penting dilakukan dan menegaskan bahwa porsi aset berisiko tinggi seperti kripto sebaiknya tidak melebihi seperempat dari total portofolio. “Tidak ada kata terlambat dalam investasi. Yang penting memahami instrumen dan tidak terbawa FOMO,” ujarnya.
Terkait pengelolaan fiskal, Purbaya mengatakan prinsip keuangan negara pada dasarnya sama dengan pengelolaan keuangan pribadi: utang diperbolehkan selama bersifat produktif. Pemerintah, katanya, tetap menjaga rasio utang pada level aman, yaitu sekitar 38 persen dari PDB dan menargetkan penurunan menjadi 35 persen pada 2025. Fokus pemerintah adalah mengalihkan pembiayaan pembangunan secara lebih besar ke sektor swasta.
Menutup wawancara, Purbaya memberikan pesan motivatif bagi anak muda agar mulai menabung dan berinvestasi sejak dini. Ia menyarankan penggunaan auto-debit untuk tabungan, menerapkan metode amplop dalam pengelolaan belanja harian, serta memulai investasi dari nominal kecil melalui aplikasi resmi. “Hemat itu cerdas. FOMO adalah musuh kekayaan. Mulai dari Rp100 ribu per bulan, sepuluh tahun lagi bisa menjadi Rp200 juta,” katanya.
Dengan edukasi finansial yang tepat, Purbaya optimistis generasi muda Indonesia dapat membangun masa depan ekonomi yang lebih stabil dan mandiri. (BMC)

See also  Harga Emas UBS dan Galeri24 di Pegadaian Kompak Naik Dua Hari