BENERBARENG.ID – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau 44 juta penerima manfaat, menjadikannya salah satu program bantuan pangan terbesar dan tercepat di dunia. Pernyataan itu disampaikan saat Prabowo menekankan capaian pemerintah dalam memperluas akses makanan bergizi bagi pelajar, ibu hamil, dan kelompok rentan di seluruh Indonesia.
Dalam pidatonya, Prabowo menyebut pencapaian tersebut sebagai “prestasi terbesar di dunia dalam waktu yang sangat singkat.” Ia membandingkan keberhasilan Indonesia dengan Brasil, yang menurutnya membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk menjangkau sekitar 40 juta penerima program serupa. Prabowo menyampaikan perbandingan itu sebagai ilustrasi bahwa implementasi MBG berada dalam skala yang belum pernah dicapai negara lain dalam waktu sesingkat ini.
Pemerintah juga melaporkan bahwa sejak Januari 2025, total 1,4 miliar porsi makanan telah didistribusikan kepada masyarakat. Hingga kini, tercatat 12.508 dapur Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) telah beroperasi dari target 32 ribu dapur di seluruh Indonesia. Pemerintah menilai percepatan pembangunan infrastruktur dapur pusat merupakan kunci untuk menjaga konsistensi kualitas dan kuantitas pangan yang dibagikan setiap hari.
Meski diklaim berjalan masif dan efisien, Prabowo tidak menutup mata terhadap sejumlah kasus keracunan makanan yang pernah terjadi dalam distribusi MBG. Ia mengakui terdapat beberapa ribu laporan kasus, namun menegaskan bahwa tingkat kegagalan tersebut hanya mencapai sekitar 0,0007 persen dari total 1,4 miliar porsi yang dibagikan. Pemerintah menyebut angka itu sebagai bukti bahwa sebagian besar distribusi berjalan aman dan memenuhi standar kesehatan, meski evaluasi tetap dilakukan.
Sebelumnya, Prabowo juga menyampaikan bahwa tingkat keberhasilan MBG mencapai 99,99 persen berdasarkan perbandingan antara porsi yang disalurkan dengan insiden gangguan kesehatan yang dilaporkan. Pemerintah memastikan pengawasan kualitas pangan terus diperketat dan koordinasi dengan pemerintah daerah diperluas untuk mencegah kasus serupa terulang di kemudian hari.
Program MBG masih ditargetkan terus meluas. Prabowo menegaskan bahwa pemerintah akan mengejar target 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir 2025. Jika target itu tercapai, Indonesia akan memiliki program bantuan pangan terbesar dalam sejarah, sekaligus menjadikannya model yang dapat dipelajari negara lain.
Di sisi lain, sejumlah pihak menyoroti potensi tantangan besar dalam menjalankan program berskala raksasa, mulai dari beban anggaran, konsistensi distribusi melalui dapur pusat, hingga pengawasan ketat terhadap keamanan pangan. Prabowo menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperbaiki mekanisme distribusi dan menjadikan MBG sebagai salah satu prioritas nasional, sembari meminta program ini tidak dipolitisasi dalam kontestasi publik.
Dengan klaim capaian besar dan target ekspansi yang ambisius, MBG kini menjadi salah satu program paling strategis dan berpengaruh pada pemerintahan Prabowo-Gibran. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk memastikan kualitas distribusi tetap terjaga seiring makin bertambahnya jumlah penerima manfaat di seluruh Indonesia. (AEM)
